Masalah yang ada mengenai pencemaran laut akibat oil
spil di amerika serikat tumpahan minyak di Teluk Meksiko
Pada tanggal 20
April anjungan minyak lepas pantai meledak, menewaskan 11 pekerja dan memicu
kebocoran dari kepala sumur di dasar laut, diperkirakan 800.000 liter minyak
mentah bocor per harinya dan mencemari teluk meksiko.
Metode
penanganan limbah yang dilakukan perusahaan BP untuk mengatasi hal tersebut
adalah metoda 'top kill' untuk mengatasi kebocoran minyak dengan memompa lumpur
dan semen ke dalam sumur yang bocor untuk menghentikan aliran minyak dan gas. Metode
"top kill", yaitu memompa lumpur dan semen ke dalam sumur yang
meledak itu untuk menghentikan aliran minyak dan gas. Menurut BP, operasi yang
diduga akan dimulai hari Rabu, memiliki kemungkinan sukses antara 60 sampai 70
persen.
Pencemaran Laut oleh Limbah Kapal
di Indonesia
Pembuangan
limbah kapal berupa crude oil jenis limbah B3 dari pencucian kapal tanker di
Singapura di perairan Pulau Sambu, Batam yang diindikasi sudah lama berjalan
sehingga menyebabkan kondisi ekosistem perairan pulau sambu sudah tercemar
karena limbah crude oil tersebut susah sekali terdegradasi di lautan sehingga banyak
limbah crude oil tersebut tenggelam di dasar laut pulau sambu sehingga menutupi
ekosistem terumbu karang yang ada di dalamnya sehingga menimbulkan banyak
terumbu karang yang mati, dan ikan sudah tidak tahun juga menurun penyebabnya
tidak hanya penangkapan ikan yang over fishing tetapi faktor pencemaran
lingkungan laut seperti pembuangan limbah pencucian kapal-kapal di singapura.
Penanganan ( Treatment ) :
Menurut
Mukhtasor (2007), Penanganan limbah kapal yang berupa minyak bisa dilakukan
dengan menggunakan peralatan – peralatan pengolah limbah yang ada di kapal ,
misal mesin pemisah antara minyak dengan air dengan memanfaatkan gaya gravitasi
(pits). Air limbah pada kapal yang telah ditampung disuatu tangki dalam jangka
waktu tertentu pada lapisan minyak bisa terpisah dari lapisan air, hal ini
disebbakan karena adanya gaya gravitasi (pits) ini yang memisahkan antara
lapisan minyak dan lapisan air.
Alat yang
lainnya berupa piringan-piringan yang disusun secara paralel (plate
coalescers), yang dapat mencegah tumpahan minyak tidak menyebar terlalu jauh.
Lapisan minyak dan air ini akan tersedot ke dasar piringan sehingga lapisan
minyak akan terangkat ke atas dan kemudian diambil oleh scrapper.
Apabila limbah
kapal tersebut sudah berada di laut dan mencemari lautan, penanganan yang tepat
antara lain menggunakan metode fisika ( penggunaan boom ), metode kimia (
dispersan ), metode biologi ( bioremidiasi ) dan dengan pembakaran :
• Boom
Boom
bentuknya mengapung dan berfungsi untuk menghalangi penyebaran tumpahan
limbahan minyak lebih luas lagi. Prinsip kerjanya adalah menahan gerakan minyak
dari arus air laut dengan solid screen. Tujuannya adalah menghentikan aliran
minyak sehingga minyak terkumpul di dalam boom dan memiliki ketebalan yang
besar sehingga memudahkan untuk dipindahkan dari air laut
• Dispersan
Dispersan
adalah sejenis bahan kimia yang dapat memecahkan lapisan minyak menjadi
butiran-butiran kecil yang kemudian dapat menyebar keseluruh badan air dan
kemudian akan menguap ke udara. Dispersan ini hnya boleh dilakukan di perairan
yang jauh dari pantai, karena bahan kimia ini bersifat toxic , apabila bahan
kimia ini menyebar ke ekosistem pesisir yang dimana banyak terdapat mangrove,
terumbu karang, dan padang lamun akan mudah merusak ketiga ekosistem ini. Maka
metode dispersan lebih cocok digunakan pada laut lepas. Agar tidak mengganggu
ekosistem penting yang ada di pesisir yang dimana menjadi tempat bertelur,
berlindung dan mencari makan.
• Bioremidiasi
Metode
bioremediasi ini digunakan dengan memamnfaatkan mikroorganisme yang ada
disekitar kita yang dapat mendegradasi minyak. Pada bioremediasi terdapat dua
pendekatan antara lain : Bioaugmentasi , dimana mikroorganisme pengurai
ditambahkan atau dapat pula dilakukan pembenihan, untuk melengkapi populasi
mikroorganisme pengurai yang telah ada. Tahap kedua , Biostimulasi dimana
peryumbuhan pengurai karbon dirangsang dengan cara menambahkan nutrien, berupa
inorganik fertilizer maupun fosfat atau nitrat yang akan meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat mendegradasi minyak atau mengubah habitat
mikroorganisme pengurai.
• Pembakaran
Cara
yang paling mudah dalam menangani limbah minyak yaitu dengan membakar minyak
tersebut asalkan lokasi yang tercemar berada di laut lepas dan kondisi angin
yang mendukung pula, karena menghasilkan asap hitam yang tidak baik untuk
kesehatan dan api sulit dikendalikan. Maka dalam pembakaran limbah minyak hal
yang perlu diperhatikan yaitu pembakaran dilakukan pada penggunaan 2-3 ft atau
kurang dari kedalaman tersebut.
Dari kedua
masalah yang terjadi tersebut diketahui bahwa disetiap negara memiliki
penanganan pengolahan limbah di laut yang berbeda-beda tergantung dari masalah
dan kodisi yang dihadapi. Namun dari perbedaan penanganan limbah tersebut
memiliki tujuan yang sama yaitu membersihkan kembali atau menormalkan kembali
kondisi laut yang tercemar oleh limbah tersebut.
Sumber: