Pemilu
legislatif telah berakhir dan telah diketahui pula perolehan suara dari
tiap-tiap partai politik (parpol) peserta pemilu tahun 2014. Kini semua parpol
mengarahkan pandangan mereka pada pemilu presiden. Beberapa parpol yang telah
mengproklamirkan wakilnya untuk menjadi capres dan cawaprespun harus bergigit
jari karena suara yang diperoleh tidak mencukupi untuk bisa langsung mengusung
calonnya tersebut sehingga mereka harus mencari solusi lain agar parpol mereka
tetap bisa masuk kedalam pemerintahan dengan cara melakukan koalisi.
Menurut kamus
besar bahasa Indonesia (KBBI) koalisi politik adalah kerja sama antara beberapa
partai untuk memperoleh kelebihan suara dalam parlemen (dalam hal ini untuk
mencapai standar suara yang harus ada untuk mengusulkan wakilnya sebagai
pasangan capres dan cawapres).
Partai dengan
perolehan suara yang cukup besar dan memiliki calon yang kuat bebondong-bondong
dihampiri para parpol dengan suara
perolehan dibawahnya. Meminang dan dipinangpun menjadi istilah yang
ramai digunakan di media-media. Pilih kawan dan lawan dilakukan hanya untuk
menjadikan parpol mereka bisa masuk dalam sistem pemerintahan. Setelah mereka
selaras dengan visi dan misinya strategi pemenangan dilakukan dari sebuah
pencitraan, meminta dukungan dari ulama dan pihak netral hingga melakukan
kampanye hitam (walaupun simpatisan mereka yang melakukan). Apakah semua itu
yang di inginkan rakyat Indonesia untuk mendapatkan pemimpin?, atau bentuk koalisme
nasionalisme seperti apa? agar dapat menghadang laju globalisasi agar
masyarakat Indonesia tidak tumbuh terbelenggu dalam masalah tersebut
Masyarakat
Indonesia sekarang ini telah pintar untuk menentukan pemimpinnya kelak karena
kenangan masa lalu yang membuat kita tidak bisa berbuat banyak di negeri
sendiri dengan berjuta potensi yang dimilikinya. Menurut saya pribadi koalisme
diantara nasionalisme dan globalisasi maksudnya adalah sebuah koalisi antara
partai ataupun orang-orang yang mengerti akan keadaaan negara ini, situasi
negara ini dan problem negara ini bersatu untuk membuat sebuah pemerintahan
untuk mementingkan masyarakat, mengelola sumber daya alam yang ada di negara
ini oleh masyarakatnya dengan menasionalisasikan perusahaan asing yang
mengelola sumber daya alam Indonesia dan mengembangkan potensi-potensi yang ada
pada tiap daerah tanpa ada campur tangannya dari pihak asing maupun pihak
lainnya yang memiliki kepentingan, kekuasaan, uang dan lainnya untuk memperkaya
diri mereka sendiri bukan untuk bangsa dan negara ini. Pada akhirnya kolisi
yang mementingkan nasionalisme tersebut akan bisa menghadapi era globalisasi
yang semakin kuat ini supaya masyarakat Indonesia bisa ikut menjadi pemain yang
bisa bersama-sama menaklukan dunia bukan menjadi penonton yang hanya melihat
kekayaan ibu pertiwi habis dikeruk oleh bangsa lain.
Sebelum
terlambat dan menyesal nantinya, kita semua harus cemat dan mengetahui latar
belakang, visi dan misi para capres-cawapres yang akan bertarung pada pemilu
presiden nanti, siapa yang akan memihak pada bangsa ini dengan sepenuh hati
untuk memajukan Indonesia atau hanya sebuah harapan yang bisa beliau berikan
tanpa ada realisasi untuk kemajuan bangsa.
Sumber